Diabetes Menjadi “Kambing Hitam” Penyakit Gagal Ginjal: Mitos atau Fakta?
Selama ini, diabetes sering disebut sebagai penyebab utama penyakit ginjal kronis (PGK) dan gagal ginjal. Bahkan, di banyak laporan kesehatan, pasien gagal ginjal yang memiliki riwayat diabetes langsung dianggap “korban komplikasi diabetes”. Namun, apakah benar diabetes selalu menjadi penyebab tunggal? Ataukah ini sekadar label yang terlalu mudah disematkan?
1. Fakta Medis: Memang Ada Hubungannya
Secara medis, diabetes memang merupakan faktor risiko terbesar untuk terjadinya nefropati diabetik — kerusakan ginjal akibat tingginya kadar gula darah yang berlangsung lama. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi kemampuannya menyaring limbah dari darah.
Data WHO menunjukkan bahwa 20–40% penderita diabetes tipe 2 akan mengalami gangguan ginjal pada suatu titik kehidupannya.
2. Tapi, Tidak Semua Gagal Ginjal Karena Diabetes
Di lapangan, banyak pasien gagal ginjal yang memiliki diabetes, tetapi bukan diabetes yang menjadi penyebab langsung. Ada banyak faktor lain yang sering diabaikan, antara lain:
-
Hipertensi (tekanan darah tinggi) → penyebab kerusakan ginjal yang bahkan bisa lebih dominan daripada diabetes.
-
Infeksi ginjal berulang (pielonefritis kronis)
-
Penggunaan obat atau herbal nefrotoksik dalam jangka panjang (misalnya NSAID, jamu tertentu, atau suplemen tanpa pengawasan)
-
Penyakit ginjal polikistik (kelainan bawaan)
-
Batu ginjal yang tidak tertangani hingga menimbulkan kerusakan permanen
-
Gaya hidup tinggi garam & rendah hidrasi
Sayangnya, jika pasien memiliki label “diabetes”, faktor-faktor lain ini sering diabaikan, sehingga diabetes menjadi “kambing hitam” utama.
3. Mengapa Diabetes Sering Disalahkan?
Ada beberapa alasan mengapa diabetes sering dijadikan penyebab default:
-
Mudah dibuktikan – riwayat gula darah tinggi tercatat jelas di rekam medis.
-
Statistik mendukung – memang banyak pasien gagal ginjal juga penderita diabetes.
-
Efisiensi diagnosis – dokter sering fokus pada faktor dominan yang terlihat jelas, untuk mempercepat pengambilan keputusan.
-
Kurangnya pemeriksaan lanjutan – biopsi ginjal atau pemeriksaan mendalam untuk memastikan penyebab sering tidak dilakukan karena mahal atau berisiko.
4. Dampaknya pada Pasien
Kesalahpahaman ini bisa berdampak pada:
-
Terapi yang kurang tepat – penanganan hanya fokus pada kontrol gula darah, padahal ada faktor lain yang perlu diintervensi.
-
Stigma – pasien merasa bersalah atau dianggap lalai menjaga pola makan.
-
Pencegahan tidak menyeluruh – keluarga pasien tidak mendapatkan edukasi tentang faktor non-diabetes yang bisa merusak ginjal.
5. Kesimpulan
Diabetes memang faktor risiko besar gagal ginjal, tetapi bukan satu-satunya penyebab. Diagnosis penyebab gagal ginjal harus dilakukan dengan pemeriksaan yang menyeluruh, agar pasien mendapatkan terapi yang sesuai.
Menjadikan diabetes sebagai “kambing hitam” tanpa meneliti faktor lain dapat membuat penanganan kurang optimal dan berpotensi merugikan pasien.
💡 Pesan penting: Cari pengobatan yang mampu menguraikan Gula darah berlebih menjadi Energi bukan hanya bergantung pada obat penekan gula darah dan suntik insulin saja, karena konsumsi obat yang tidak tepat dapat memperberat kerja Ginjal, Konsultasikan semua keluhhan kalian ke Wa: 08126398300